Apakah Kolaborasi WIR Group Jalin Dengan DCII Tanda Indonesia Siap Menggunakan Metaverse?

Keamanan Data di Metaverse

Perusahaan besar VR di Asia Tenggara, WIR Group dikabarkan menjalin kerja sama dengan DCII untuk memastikan keamanan data di Metaverse. Bagi Anda yang tidak tahu, perusahaan DCII adalah penyedia jasa data center colocation di Indonesia. Peran DCII di sini jelas penting untuk memastikan data user terjaga aman dan dapat dilacak untuk keperluan investigasi hacker.

Apa Implikasi Kerja Sama Ini?

Berita kerja sama ini merupakan hal menarik bagi Indonesia. WIR Group yang memegang 5 paten teknologi VR terbesar di Asia Tenggara memegang peran besar dalam pengembangan Metaverse. Bila perusahaan besar ini mau bekerja sama dengan DCII yang berpusat di Indonesia, ini tanda Metaverse akan mulai berkembang di Indonesia.

Dalam Metaverse, semua informasi user akan menjadi identitas dan basis akses system. Contoh saja untuk belanja. User harus menunjukkan informasi dompet digital untuk belanja di Metaverse. Tanpa proteksi yang cukup, informasi sensitif seputar uang digital bisa saja bocor. Tidak mungkin Metaverse dapat berkembang jika user tidak merasa aman menggunakan layanan di dalamnya.

Kerja sama antara WIR Group dan DCII sebenarnya sangat mengagetkan. Banyak pihak memandang Indonesia belum siap melayani kebutuhan metaverse. Namun disisi lain, banyak demand seputar teknologi VR ini untuk digunakan masyarakat Indonesia. 

Keamanan Data di Metaverse

Apakah Indonesia Aman Untuk Keamanan Data di Metaverse?

Indonesia adalah negara yang tergolong lemah dalam pengetahuan perlindungan keamanan data pribadi. Beberapa waktu dikabarkan Indonesia bocor informasi SIM yang bahkan dimanipulasi oleh hacker. Kasus ini sempat viral dan masyarakat merasa takut akan keamanan data pribadi mereka.

Masalah ini tentu berimbas ke pemerintah sebagai pengawas informasi SIM tersebut. Ketua KOMINFO bahkan pernah menerangkan bahwa tugas kementerian ini adalah regulator dan bukan cyber security. Hal ini memang benar, karena soal perlindungan data negara dipegang Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), namun disisi lain, KOMINFO belum membuat regulasi tepat seputar cyber security.

Standarisasi seputar cyber security masih dilepas bebas tergantung pihak – pihak private sector. Tidak ada control tegas dari pemerintah seputar keamanan data – data user. Hal seperti ini sangat disayangkan. Semisal ada standarisasi untuk keamanan data ini, cyber security di Indonesia pasti lebih berkembang.

Untuk kondisi sekarang, Indonesia dipandang labil dari segi keamanan. Hanya beberapa perusahaan cyber security, cloud computing dan data collection saja yang memiliki standar tinggi seputar keamanan end user. Walaupun secara keseluruhan Indonesia masih belum siap dari segi keamanan data di Metaverse, DCII adalah pilihan yang tepat sebagai langkah awal implementasi teknologi ini di Indonesia.

Keamanan Data di Metaverse

Harapan Kedepan Seputar Kerjasama WIR Group dan DCII

Implementasi Metaverse di Indonesia adalah proyek jangka panjang. Dilihat dari penggunaan teknologi VR, hanya perusahaan besar dan individu tertentu saja yang mampu manfaatkan hal ini. Metaverse hanya akan sukses dengan ekosistem populasi user yang besar. Low usage rate akan membunuh platform dan menghilangkan potensi perkembangannya.

Jika dibandingkan, Tumblr sebagai platform micro-blog cukup terkenal beberapa tahun lalu. Namun setelah ada proses blocking content dan cencorship, pengguna platform ini menyusut dan terkesan mati. Walaupun fungsional, tidak akan ada keuntungan besar dapat dihasilkan dari platform tersebut. 

Hal ini sama dengan kondisi Metaverse. Banyak sekali orang antusias mencoba teknologi ini. Namun, jika implementasi perlindungan user dan penggunaan VR masih rendah, teknologi ini akan terbatas perkembangannya.

Dari segi keamanan user data WIR Group dan DCII dapat bekerja lebih keras untuk memastikan perlindungan yang lebih ketat. Namun, kesuksesan Metaverse tetap tergantung pada penyerapan VR di masyarakat. Selama ada barrier harga terlalu tinggi, VR hanya akan dimiliki beberapa orang saja.

VR menjadi mahal bukan karena alat headset-nya, namun juga spec komputer yang dibutuhkan untuk render dua virtual. Koneksi internet juga harus tinggi untuk mendukung simulasi VR. Barrier yang berlapis antara alat headset, PC dengan spec tinggi serta kualitas internet, membuat orang Indonesia akan sulit menikmati VR.

Walaupun begitu, bukan berarti tidak mungkin di masa mendatang teknologi VR lebih mudah digunakan. Saat VR menjadi lebih mudah di akses di Indonesia, dapat dipastikan peran WIR Group dan DCII akan bersinar seputar keamanan data di Metaverse.

Untuk sementara ini, teknologi yang hot dan trendy adalah Cloud Computing. Jasa cloud computing di Indonesia bahkan sudah mudah digunakan oleh UMKM. Jika para pelaku bisnis belum yakin soal VR dan Metaverse, silahkan coba dulu Cloud Computing yang lebih sekarang makin berkembang digunakan di Indonesia. Anda dapat menggunakan layanan cloud computing dari DimensiCloud yang mudah dalam kustomisasi dan menawarkan keamanan yang tinggi.

Share

Hi, I'm digital content writer at DimensiCloud.id. He keeps on pursuing opportunities to engage with more people through articles about Cloud Computing, IoT, Artificial Intelligence, and other IT-related issues.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

DimensiCloud powered by GMEDIA © 2024